Pages

 

Kamis, 23 Juni 2011

Menggali Potensi Muda Di Kompetisi Roket Indonesia

0 comments

Roket merupakan wahana luar angkasa, peluru kendali, atau kendaraan terbang yang mendapatkan dorongan melalui reaksi roket terhadap keluarnya secara cepat bahan fluida dari keluaran mesin roket. Aksi dari keluaran dalam ruang bakar dan nozle pengembang, mampu membuat gas mengalir dengan kecepatan hipersonik sehingga menimbulkan dorongan reaktif yang besar untuk roket (sebanding dengan reaksi balasan sesuai dengan Hukum Pergerakan Newton ke 3). Seringkali definisi roket digunakan untuk merujuk kepada mesin roket.(wikipedia)

sekarang ini roket menjadi penentu bagi sebuah negara berjati diri, semakin teknologi roket berkembang dalam suatu negara secara tidak langsung negara itu disegani dan dikenal oleh negara lain. teknologi roket di Indonesia dewasa ini sudah bisa dikatakan berkembang pesat, bahkan di Tahun 2014 Indonesia siap mengorbitkan satelit dengan teknologi roket peluncur buatan sendiri. 

pencarian bibit unggul berskil ilmu kedirgantaraan terus dicari keberadaannya diseluruh pelosok Indonesia, kompetisi roket nasional merupakan salah satu cara untuk menggali potensi muda Indonesia dalam pengembangan roket nasional.

Dilansir Kompas (23/6/2011) : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional (Dirjen Dikti Kemdiknas) bekerjasama dengan Universitas Gajah Mada (UGM) serta Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) menggelar kompetisi muatan roket Indonesia (Komurindo) 2011. Tema yang diangkat dalam kompetisi ini adalah "Attitude Monitoring and Surveillance", Komurindo 2011 rencananya akan dilangsungkan selama tiga hari, 25-27 Juni di Pantai Pandansimo, Srandakan, Bantul Yogyakarta.
"Kompetisi ini merupakan ajang kompetisi prestasi di bidang rancang bangun muatan roket bagi mahasiswa Indonesia," kata Direktur Jenderal Dikti Kemdiknas, Djoko Santoso kepada wartawan, Kamis (23/6/2011), di Jakarta. 

Sesuai dengan temanya, kompetisi ini digelar untuk mendapatkan juara hasil rancang bangun muatan roket (payload) yang mampu kembali atau menuju sasaran yang telah ditentukan (homming) setelah terlepas dan terpisah dari roket peluncur seri RUM70-100-LPN. 

"Roket ini berbahan bakar propelan padat dan dapat mencapai tinggi terbang dua Kilometer," kata Djoko.
Adapun persyaratannya, Djoko menjelaskan, muatan roket yang dilombakan adalah berbentuk silinder berisi rangkaian elektronik dan sistem akuator yang berfungsi sebagai perangkat telemetri untuk metereologi dengan menggunakan tiga macam sensor. sensor itu adalah temperatur, tekanan dan kelembaban. Pemandu arah terbang muatan menuju sasaran menggunakan kompas dan bersifat aotonomous sekaligus bisa berkomunikasi dengan sistem kendali operator di ground segment

"Kompetisi ini bertujuan untuk penyiapan bibit unggul yang berminat menggeluti teknologi kedirgantaraan, khususnya roket. Negara manapun yang secara mandiri telah menguasai teknologi roket akan disegani oleh bangsa-bangsa di dunia. Sebab, roket mempunyai nilai strategis, baik dalam keadaan damai maupun untuk keperluan pertahanan, semisal bisa digunakan sevagai roket peluncur satelit ke ruang orbit, roket sonda pemantau cuaca ataupun sebagai pelontar peluru kendali dan senjata roket balistik," papar Djoko.
Kompetisi tahun ini merupakan ketigakalinya sejak tahun 2008 dan akan diikuti oleh 40 tim perwakilan dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia. Masing-masing tim terdiri dari tiga orang mahasiswa dan seorang dosen pembimbing dengan total hadiah puluhan juta rupiah. 


Berita terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar