Pages

 

Jumat, 10 Juni 2011

Bali Calonkan Diri Jadi Pusat Peradaban Dunia

0 comments

Bali - Lansiran Vivanews (10/6/2011) - Pemerintah Provinsi Bali akan mengusulkan kepada UNESCO agar Bali dapat menjadi pusat peradaban dunia. Usulan tersebut akan disampaikan melalui Bali World Culture Forum (BWCF) yang akan dibuka secara resmi oleh Presiden SBY, Jumat, 10 Juni 2011.

Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali, Ketut Suastika menegaskan, Bali sangat layak menjadi pusat peradaban dunia karena kebudayaan yang unik dan konsisten, yang dijalankan oleh masyarakat Bali sendiri.

“Pilar-pilar kebudayaan di Bali seperti upacara, desa adat, desa pakraman subak, puri diyakini tetap terlestari karena penganutnya secara konsisten menjalankan, menghayati, serta mengamalkannya dalam kehidupan setiap hari,” ujar Ketut Suastika, Jumat, 10 Juni 2011.

Secara internal, pilar-pilar tersebut sudah dilakukan oleh masyarakat Bali melalui konsep Tri Hita Karana. Menurut Suastika, ada beberapa kriteria untuk diusulkan menjadi pusat kebudayaan dan peradaban dunia.
Beberapa di antaranya adalah adanya kegiatan atau aktivitas budaya dalam upacara setiap harinya dan tersebarnya pusat-pusat kebudayaan secara fisik seperti puri secara merata di seluruh pelosok Bali. Konsep-konsep gotong royong sudah menjadi santapan sehari-hari masyarakat Bali.

Pemerintah Provinsi Bali juga akan secara secara konsisten menjaga dan melestarikan aset-aset budaya tersebut. Setelah itu, Bali akan mengajukan usulan dalam BWCF yang akan diikuti oleh 200 peserta dari 5 benua, delegasi UNESCO, peserta dalam negeri maupun peserta lokal lainnya.

Para peserta tersebut akan diajak untuk berkunjung ke tiga warisan budaya dunia di Bali yang saat ini sudah diusulkan ke UNESCO untuk menjadi warisan dunia. Ketiga obyek tersebut adalah daerah aliran sungai (DAS) Tukad Pakerisan, sistem irigasi tradisional Subak Jatiluwih dan Pura Taman Ayun.

Budayawan Bali, Wayan Geria mengatakan, hasil yang diharapkan dari BWCF adalah mendapatkan rumusan yang komprehensif melalui berbagai sudut pandang tentang kebudayaan sebagai aspek dinamis dalam menjaga dan mengembangkan peradaban melalui deklarasi Bali.

Masyarakat Bali sendiri mengharapkan dapat memperoleh cetak-biru program pembangunan yang berbasiskan kebudayaan tahun 2013 hingga 2030. “Dari semua harapan tersebut, bisa berpengaruh pada penguatan identitas Bali berbasis kebudayaan, pengokohan posisi Bali sebagai pusat kebudayaan dunia, serta penguatan usulan untuk meningkatkan status keputusan UNESCO tentang tiga warisan budaya dunia dari Bali,” ujarnya.

Berita terkait



Tidak ada komentar:

Posting Komentar