World Economic Forum 2011 yang diselenggarakan di Indonesia ternyata membawa dampak positif bagi perekonomian Indonesia kedepan, para investor berlomba-lomba untuk berinvestasi di dunia kewirausahaan Indonesia. Investor asing memandang Indonesia adalah Negara sangat potensial untuk berinvestasi dengan jumlah penduduk dan wilayah Indonesia yang begitu besar.
Gita Wirjawan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengatakan Forum Economic Forum on East Asia. Banyak perusahan di dunia menyampaikan minat investasinya terhadap indonesia. "Angka investasinya ratusan juta dolar. Saya mendapatkan komitmen kongkrit mengenai hal itu dari beberapa investor dan pengusaha global yang saya temui dalam forum ini," katanya kepada pers.
Ia menjelaskan Beberapa perusahaan itu diantaranya Nissan, Daihatsu, Tata Motor yang akan membangun pabrik otomotif di Indonesia. Perusahaan asal India, GMR juga akan menanamkan investasinya sekitar US$3-5 miliar. "Mereka sudah mengakuisisi beberapa perusahaan batubara di Indonesia" ujarnya.
GNR juga bernegosiasi dengan PLN dan Pemerintah Daerah. Perusahaan itu juga tertarik membangun bandara di Jakarta dan Jawa Barat. Perusahaan itu tak berencana mengekspor batu bara ke Indi.
Raksasa tambang India Essar juga akan menanamkan investasi sekitar US$5 miliar untuk membangun pembangkit listrik, pabrik baja dan rel kereta api.
"Ke depan miliaran dolar dan ini kongkrit" ujarnya.
Perusahaan Korea lainnya Lotte dan SK Group juga menyatakan minatnya berinvestasi. SK bekerjasama dengan Pertamina membangun refinary dan petrochemical. Sementara perusahaan Hanwa melirik sektor asuransi dan mengakusisi sejumlah tambang batu bara di Indonesia. Perusahaan Korea itu berencana membangun pembangkit tenaga listrik. "Masing-masing mereka investasi US$3-5 miliar" tambah Gita.
Untuk perusahaan Amerika Serikat seperti perusahaan P&G dan GE bisa menambahkan investasi ratusan juta dolar untuk membangun pabrik. Diantaranya Unilever, yang akan meningkatkan tenaga kerja di atas 8-10 ribu dibanding saat ini 4 ribu tenaga kerja.
Perusahaan lainnya, Nestle telah membangun pabrik baru di Jawa Timur dengan nilai investasi US$150-200 juta. Sementara Nestle juga akan membangun pabrik baru di Jawa Barat, dan Jawa Timur senilai US$150-200 juta.
Sementara perusahaan Coca Cola juga akan menanamkan investasi sekitar US$500 juta. Namun menurut Gita, Coca Cola tak puas dengan investasi itu dan akan menanamkan investasinya 4-5 kali lipat dari target semula.
Managing Director Sinar Mas, Gandhi Sulistiyanto menambahkan perusahaan yang ikut serta dalam keanggotaan WEF diuntungkan, karena dapat memperluas jaringan bisnis dengan perusahaan lainnya. Selain itu ide dari perusahaan asing dapat menjadi inspirasi, dan membangun kerjasama dengan perusahaan lain.
GNR juga bernegosiasi dengan PLN dan Pemerintah Daerah. Perusahaan itu juga tertarik membangun bandara di Jakarta dan Jawa Barat. Perusahaan itu tak berencana mengekspor batu bara ke Indi.
Raksasa tambang India Essar juga akan menanamkan investasi sekitar US$5 miliar untuk membangun pembangkit listrik, pabrik baja dan rel kereta api.
"Ke depan miliaran dolar dan ini kongkrit" ujarnya.
Perusahaan Korea lainnya Lotte dan SK Group juga menyatakan minatnya berinvestasi. SK bekerjasama dengan Pertamina membangun refinary dan petrochemical. Sementara perusahaan Hanwa melirik sektor asuransi dan mengakusisi sejumlah tambang batu bara di Indonesia. Perusahaan Korea itu berencana membangun pembangkit tenaga listrik. "Masing-masing mereka investasi US$3-5 miliar" tambah Gita.
Untuk perusahaan Amerika Serikat seperti perusahaan P&G dan GE bisa menambahkan investasi ratusan juta dolar untuk membangun pabrik. Diantaranya Unilever, yang akan meningkatkan tenaga kerja di atas 8-10 ribu dibanding saat ini 4 ribu tenaga kerja.
Perusahaan lainnya, Nestle telah membangun pabrik baru di Jawa Timur dengan nilai investasi US$150-200 juta. Sementara Nestle juga akan membangun pabrik baru di Jawa Barat, dan Jawa Timur senilai US$150-200 juta.
Sementara perusahaan Coca Cola juga akan menanamkan investasi sekitar US$500 juta. Namun menurut Gita, Coca Cola tak puas dengan investasi itu dan akan menanamkan investasinya 4-5 kali lipat dari target semula.
Managing Director Sinar Mas, Gandhi Sulistiyanto menambahkan perusahaan yang ikut serta dalam keanggotaan WEF diuntungkan, karena dapat memperluas jaringan bisnis dengan perusahaan lainnya. Selain itu ide dari perusahaan asing dapat menjadi inspirasi, dan membangun kerjasama dengan perusahaan lain.
Lansiran : vivanews.com
Tweet |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar